baca sesuka hti komentar semaumu,,,,,,,,,tapi te2p positif

nah.........temen2 gbung ja ma aq di jmin deh smkin lma kmu2 ma aq isnyallah smkin bnyk ilmu yg kmu dapat..........di jmin dech gk rugiiiiiiiiiiiiiiiiiii, o ya lupa aQ juga Pnya dua Blog jika kalian bosan liat blog ni coba klik lihat propil lengkapku, trus kamu pilih dan klik pada blog saya pilih puisi si raja pena oke slamt mncoba dan jgn lupa Follow mw ya

Selamat Datang di berbagi ilmu

Anda saya ajak lebih jauh menyelam di: http://www.ajipuisi.blogspot.com

Kamis, 07 Oktober 2010

menuggu Di Sipang Jlan Kpastian

ayunan tgan bermain di jalur kiri knan
lngkah kaki tak pasti Kan Kmana
Mncari Trus Berlari  SUatu Kpastian
lelah lelus brhenti Ku di Prsimpngan

ada rsa tali-Tali Igin mlingkari Lherku
Tpi Namanya mbuat Tali Trsbut tk brni mdkaki
uhhhhhhhhhh Enth lh di prSimpgn Jln
Brharap Kpastian Ku truz Mnunggu dtgnya itu

Minggu, 15 Agustus 2010


 


Selembut embun dipagi hari
tengadah tangan sepuluh jari
...ucapkan salam setulus hati
sLmtt p4Gi sMua'a,.
selamat menunaikan ibadah puasa
=@= mohon maaf lahir bathin

Rabu, 14 Juli 2010

Proposal Matematika

BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar berfungsi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kemampuan tersebut diperlukan peserta didik untuk memperoleh, mengolah dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Senada dengan pendapat di atas, Gagne mengatakan bahwa fungsi dari mempelajari Matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah. (Sulianto : 2009).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditekankan bahwa dalam setiap pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (Contextual Problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep Matematika (Aisyah, 2007:1-6). Sedangkan proses pembelajaran di sekolah dasar saat ini pada umumnya masih memperlakukan siswa sebagai obyek, guru menempatkan dirinya sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan, dan materi yang diberikan kurang bermakna. Proses pembelajaran yang demikian menyebabkan praktik pendidikan kita terisolir dari kehidupan riel yang ada di luar sekolah atau kurang bermakna (supinah, 2008:1).
Secara umum kondisi tersebut masih terlihat dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Semen, Sentolo khususnya pada mata pelajaran Matematika. Materi pembelajaran yang diberikan masih sangat abstrak dan kurang bermakna. Proses pembelajaran masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Ceramah masih menjadi pilihan utama dalam pemilihan metode pembelajaran. Sementara itu minat dan keaktifan siswa relatif masih kurang. Media pembelajaran yang dipergunakanpun kurang bervariasi. Dari pengamatan yang penulis lakukan, dalam proses pembelajaran pecahan pada mata pelajaran Matematika di SD Negeri Semen guru memulainya langsung pada pemaparan materi kemudian diberikan contoh dan dilanjutkan dengan evaluasi. Terlihat bahwa siswa mengikuti pembelajaran Matematika secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari materi yang dipelajari. Akibatnya prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V tergolong masih rendah. Dari hasil Ujian Kenaikan Kelas semester II tahun pelajaran 2008/2009, nilai rerata kelas 50.80 dari KKM yang telah ditentukan yaitu 60,30. Jelas bahwa hasil tersebut belum memuaskan.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan adanya penerapan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran Matematika yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri. Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Matematika diharapkan siswa dapat terdorong untuk belajar dengan mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok dan bermain. Dengan pendekatan CTL, anak akan menjadi senang mempelajari Matematika, sehingga tumbuhlah minat siswa untuk belajar.
Menurut Sulianto (2009), terdapat beberapa keunggulan pendekatan CTL untuk pembelajaran Matematika, antara lain: (1). Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, (2). Materi pembelajaran dapat lebih terkait dengan kehidupan nyata, (3). Keterampilan menghitung dikembangkan atas dasar pemahaman, (4). Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa. (5). Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dan bertanggungjawab dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran, (6). Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan. Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Matematika, diharapkan akan membawa  siswa kelas V SD Negeri Semen pada peningkatan prestasi belajarnya.
II. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, kondisi yang ada saat ini adalah :
  1. Rendahnya kualitas pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Semen..
  2. Pembelajaran Matematika kurang bermakna karena materi tidak diajarkan secara kontekstual.
  3. Pembelajaran Matematika masih terpusat pada guru.
  4. Metode pembelajaran yang utama adalah ceramah sehingga kurang memberikan motivasi belajar siswa serta kurang mengaktifkan siswa.
  5. Media pembelajaran kurang bervariasi sehingga materi masih sangat abstrak bagi siswa.
  6. Minat siswa mengikuti pembelajaran Matematika rendah.
  7. Prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Semen untuk mata pelajaran Matematika masih rendah.
III. Batasan Masalah
Dari uraian di atas, penelitian ini di batasi pada masalah apakah terdapat peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Semen khususnya dalam materi Operasi Perkalian Bilangan Pecahan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Prestasi belajar Matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai proses pembelajaran di kelas, tes tertulis, dan unjuk kerja siswa dalam materi Operasi Perkalian Bilangan Pecahan. Sedangkan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran Matematika merupakan suatu prosedur yang dipergunakan dalam membahas materi pelajaran Matematika yang memungkinkan siswa mengaitkan antara materi Operasi Perkalian Bilangan Pecahan dengan lingkungan maupun pengetahuan siswa sebelumnya. Penelitian ini melibatkan siswa dan guru. Guru yang dimaksud  di sini adalah guru yang bertindak sebagai peneliti.
IV. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Semen, Sentolo ?
V. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
  1. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Matematika
  2. Siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan pertanyaan.
  3. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok.
  4. Seluruh siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas.
VI. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik bagi siswa, guru maupun Sekolah.
1. Bagi siswa
  1. Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika.
  2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Bagi guru
  1. Meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih dan mengembangkan metode pembelajaran.
    Meningkatkan kemampuan guru untuk mengembangkan materi dan media yang kontekstual untuk pembelajaran Matematika di kelas.
  2. 3. Bagi Sekolah
    1. Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Semen, Sentolo.
    2. Memberikan masukan bagi sekolah dalam upaya untuk meningkatkan prestasi sekolah.
    3. Menciptakan iklim kerja sama yang kondusif untuk kemajuan sekolah.




















BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

I. KAJIAN TEORI
Dalam kajian teori ini akan dibahas tentang Hakekat Contextual Teaching and Learning, Hakekat Prestasi Belajar Matematika, Hakekat Pembelajaran Matematika serta Pembelajaran Perkalian Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning.
A. Hakekat Contextual Teaching and Learning
Hakekat Contextual Teaching and Learning (CTL) akan dibahas dalam beberapa bagian yakni Pendekatan Contextual Teaching and Learning, Karakteristik Contextual Teaching and Learning, Asas Contextual Teaching and Learning, dan Landasan teori Contextual Teaching and Learning,
1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan belajar yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat sehingga siswa mendapatkan arti dari belajar dan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari adalah bekal bagi mereka di masa depan (Iceteajegeg, 2008).
Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat (Iceteajegeg, 2008). Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning, dimungkinkan terjadinya proses belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan akademiknya dalam berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas, untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri ataupun berkelompok. Pendekatan kontekstual juga dapat membantu siswa menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata, dan memotivasi mereka untuk membuat koneksi antara pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari dalam peran mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan pelajar sehingga mendorong motivasi mereka untuk bekerja keras dalam menerapkan hasil belajarnya.
2. Karakteristik Contextual Teaching and Learning
Menurut Blancard yang dikutip oleh Iceteajegeg, (2008), karakteristik Contextual Teaching and Learning meliputi :
  1. Menekankan pentingnya pemecahan masalah,
  2. Kegiatan belajar yang dilakukan dalam berbagai konteks,
  3. Kegaitan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri,
  4. Mendorong siswa belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri,
  5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda,
  6. Menggunakan penilaian autentik.
Sedangkan hal-hal yang perlu dipahami dalam Contextual Teaching and Learning meliputi :
  1. Contextual Teaching and Learning menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman langsung,
  2. Contextual Teaching and Learning mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menankap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan mengkorelasikan materi dengan kehidupan nyata bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional tetapi materi itu akan tertanam dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan dan
  3. Contextual Teaching and Learning mendorong siswa untuk menerapkan materi yang dipelajarinya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya saja, namun juga bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. (Iceteajegeg, 2008).
3. Asas Contextual Teaching and Learning
Menurut Wina Sanjaya (2007:262) Contextual Teaching and Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh asas. Asas Contextual Teaching and Learning tersebut meliputi Constructivism, Inquiry, Questioning, Learning Community, Modelling, Reflektion dan Authentic Assessment.
a. Kontruktivisme (Constructivism).
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya
b. Menemukan ( Inquiry).
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan kontekstual, karena pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari perumusan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan dan yang terakhir membuat kesimpulan.
c. Bertanya (Questioning).
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Kegiatan bertanya berguna untuk : (1). Menggali informasi, (2). Menggali pemahaman siswa, (3). Membangkitkan respon kepada siswa (4). Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (5). Mengetahui hal-hal yang sudah di ketahui siswa, (6). Menfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru dan (7). Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kambali pengetahuan siswa. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin-tahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
d. Masyarakat belajar (Learning community).
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
e. Pemodelan (Modelling).
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Pemodelan juga dapat diartikan sebagai upaya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi tentang sesuatu yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar. Dengan modeling, siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis abstrak yang mungkin dapat terjadinya verbalisme.
f. Refleksi (Reflection).
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Refleksi merupakan cara berfikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment).
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
4. Landasan teori Contextual Teaching and Learning


Landasan teori Contextual Teaching and Learning meliputi :
Teori Belajar Jerome Bruner (Penemuan).
Belajar merupakan usaha sendiri untuk menncari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya sehingga mendapatkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi dirinya
Teori Belajar Ausabel (Bermakna).
Belajar adalah proses dikaitkannya informasi pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam memori seseorang.
Teori Belajar Piaget.
Belajar berasal dari tiga bentuk pengalaman manusia yaitu pengetahuan fisik, logika Matematika, dan pengetahuan social.
B. Hakekat Prestasi Belajar Matematika
Hakekat Prestasi Belajar Matematika akan dibahas dalam beberapa bagian yakni Prestasi Belajar Matematika, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Menurut KBBI ( 1993:700), prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang telah dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih keterampilan dalam bidang tertentu. Belajar adalah suatu perubahan menuju ke arah yang lebih baik atau maju. Perubahan ini diperoleh karena latihan-latihan yang disengaja sebab hasil belajar bukan karena kebetulan. Sedangkan istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah- kaidah  tertentu melalui deduksi.
Jadi prestasi belajar Matematika adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dalam prestasi belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain:
  1. a. Faktor internal.
Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
1)            Faktor Intelegensi
Intelegensi dalarn arti sernpit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa.
2)            Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam diri seseorang untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu maka akan rnenghambat dalam proses belajar terhadap pelajaran tertentu tersebut.
3)            Faktor Keadaan Fisik dan Psikis
Keadaan fisik menunjukkan pada keadaan jasmani serta keadaan alat-alat indera. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas atau labilitas mental siswa. Keadaan fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya (Arianto, 2008)
  1. b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1)            Faktor Guru
Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan teknik pembelajaran. Oleh karena itu setiap guru harus memiliki kemampuan profesiona1, kepribadian dan kemasyarakatan. Selain itu, Guru juga harus fleksibel dalam menerapkan pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang harus selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang pencapaian prestasi siswa.
2)            Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Ada beberapa situasi belajar yang kurang mendukung, misalnya kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar dan sebagainya. Kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya siswa dalam  belajar.
3)            Faktor Sumber- Sumber Belajar
Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar dapat berupa media / alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Dengan sumber belajar yang lengkap, maka pembelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil belajar lebih bermakna (Arianto, 2008).
  1. C. Hakekat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah proses untuk menjadikan seseorang dapat memiliki kepandaian atau ilmu, perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pembelajaran Matematika merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan kelas yang memungkinkan kegiatan siswa belajar Matematika di sekolah. Pembelajaran Matematika tidak terbatas hanya pada bidang kognitif tetapi juga diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan kemampuan berfikir yang logis, sesuai dengan perkembangan kognitif manusia. Menurut Bruner sebagaimana yang dikutip Aisyah, ada tiga proses kognitif manusia dalam belajar yaitu proses memperoleh informasi baru, mentransformasikan informasi yang diterima dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Aisyah, 2007: 1-3).
Dalam pembelajaran Matematika di tingkat SD diharapkan terjadi reinvention atau penemuan kembali yang berarti menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Oleh karena itu kepada siswa, materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu. (Heruman, 2008:4)
  1. D. Pembelajaran Perkalian Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan CTL.
Kata pecahan yang berarti bagian dari keseluruhan berasal dari bahasa latin Fractio yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bilangan pecahan mempunyai dua bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis. Menurut Kennedy yang dikutip oleh Sukayati (2007:2), makna dari pecahan dapat muncul dari beberapa situasi yaitu:
  1. Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh.
  2. Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotakan sama banyak atau juga menyatakan pembagian.
  3. Pecahan sebagai perbandingan atau rasio.
Sedangkan bentuk Pecahan terdiri dari beberapa macam, antara lain :
  1. Pecahan sederhana
Pecahan sederhana adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya bilangan bulat.
  1. Pecahan Murni
Pecahan murni adalah pecahan dimana pembilang lebih kecil dari penyebut.
  1. Pecahan tak murni
Pecahan tak murni adalah pecahan dimana pembilang lebih besar dari penyebut.
  1. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah bilangan yang terdiri atas bilangan bulat dan pecahan.
  1. Pecahan Senama.
Kalau ada dua pecahan yang mempunyai penyebut sama, maka pecahan itu dinamakan pecahan senama.( Bedu : 2009).
Menurut Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan seperti yang dikutip oleh Heruman (2008:43), menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topic yang sulit diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya guru biasanya langsung mengenalkan angka pada bilangan pecahan sebagi pembilang dan penyebut.
Dalam pembelajaran ini peneliti berupaya menerapkan pendekatan kontekstual dengan dukungan media yang konkrit agar materi perkalian bilangan pecahan menjadi lebih bermakna. Untuk menjelaskan materi perkalian berbagai bentuk bilangan pecahan, Peneliti menggunakan media pembelajaran berupa buah jeruk, mika berbentuk persegi serta kertas berbentuk lingkaran yang kemudian dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Selain murah, media tersebut sangat mudah didapat oleh siswa di lingkungannya sendiri.
  1. II. Kerangka Berpikir
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usahanya dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar. Dengan pendekatan ini siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis dan terlibat penuh dalam proses pembelajaran yang efektif. Pada akhirnya dengan menerapkan pendekatan ini dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas V SD Negeri Semen Sentolo.
  1. III. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis : Apabila pembelajaran Matematika menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning maka akan dapat meningkatkan :
  1. Minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
  2. Peran dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
  3. Prestasi belajar Matematika.
BAB III
METODE PENELITIAN
  1. A. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : Tempat Penelitian, Subyek Penelitian dan Waktu Penelitian, yaitu :
  1. 1. Tempat Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Semen Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo untuk mata pelajaran Matematika. yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru senior atau kepala sekolah dan teman sejawat. Pemilihan Sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di sekolah tempat penulis bekerja.
  1. 2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun pelajaran 2009/2010 atau bulan September sampai Nopember 2009. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
  1. 3. Subjek Penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah 25 siswa kelas V SD Negeri Semen Sentolo tahun pelajaran 2009/2010 dengan komposisi 16 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Pemilihan subyek  ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran Matematika bagi  siswa di kelas tempat penulis mengajar.
  1. B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, kepala sekolah dan guru atau teman sejawat. Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus dengan mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Tagart. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi dan refleksi. Selanjutnya empat kegiatan itu berlangsung terus dan pada siklus yang kedua terdapat modifikasi berupa perbaikan perencanaan.
Peneliti memilih jenis Penelitian Tindakan Kelas karena melalui Penelitian Tindakan Kelas, seorang guru dapat menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran aktual yang dihadapi dan urgen untuk segera diatasi. Selain itu, pelaksanaan  PTK tidak mengganggu tugas pokok penulis sebagai seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelas. Hal itu sesuai karakteristik PTK yaitu terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
  1. C. Definisi Operasional
Pendekatan Contextual Teaching and Learning yang kami maksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran Matematika yang dirancang dengan mengaitkan antara materi pelajaran Matematika khusunya dalam operasi perkalian bilangan pecahan dengan situasi dunia nyata siswa serta mengaitkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun secara umum, pendekatan ini diwujudkan dalam bentuk pembelajaran dengan metode diskusi dan kerja kelompok dengan menghadirkan masalah-masalah kontekstual dengan dukungan media pembelajaran yang realistik. Pada tahap awal pembelajaran, guru menjelaskan kepada siswa tentang manfaat mempelajari mata pelajaran Matematika khususnya materi perkalian bilangan pecahan. Selanjutnya dihadirkan beberapa masalah kontekstual untuk dipecahkan siswa secara individu maupun secara berkelompok berdasarkan pemahaman siswa masing-masing. Melalui peraga yang konkret, siswa dibimbing untuk membangun konsep perkalian bilangan pecahan. Selama proses pembelajaran, guru selalu mengamati aktifitas belajar siswa dan memberikan motifasi jika diperlukan.
Sedangkan prestasi belajar Matematika yang kami maksudkan dalam penelitian ini adalah  hasil yang dicapai oleh siswa dari pengukuran terhadap aspek kognitif dan psikomotor siswa setelah mengikuti proses pembelajaran Matematika. Prestasi belajar matematika siswa ini diukur dengan menggunakan teknik tes, dan observasi. Adapun wujud prestasi belajar siswa ini ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru setelah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
  1. D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus dengan mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Tagart (Wiriaatmadja,2008:66). Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
SIKLUS I
  1. a. Perencanaan ( Planing )
Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh gambaran tentang keadaan kelas, karakteristik siswa secara umum dan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Matematika.
Peneliti sebagai guru mempersiapkan:
  1. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pendekatan CTL.
  2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis kontekstual.
  3. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai partisipasi siswa dalam pembelajaran.
  4. Menyiapkan LKS sebagai sarana atau media pembelajaran.
  5. Menyiapkan soal tes yang akan diberikan pada siswa di awal pelajaran dan di akhir siklus.
  6. b. Pelaksanaan ( Acting )
Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan adalah:
  1. Pada tahap awal, Guru mengajukan suatu masalah yang ditemui siswa sehari-hari dengan media papan tulis, kertas atau VCD. Siswa diminta untuk menyelesaikan dengan cara masing-masing.
  2. Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa untuk menggali kemampuan prasyarat dari siswa.
  3. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok @ 5 anak.
  4. Guru memberikan permasalahan kontekstual yang lain dan harus diselesaikan siswa secara berkelompok dengan menggunakan media kontekstual dari lingkungan siswa. Selama proses berlangsung, guru melakukan pengamatan proses. Bagi siswa atau kelompok siswa yang sudah dapat menyelesaikan soal ini tanpa menggunakan benda konkret dapat mengerjakan soal-soal yang ada di buku.
  5. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kelompok tertentu untuk mengerjakan soal di papan tulis dengan disertai cara mereka mendapatkan hasil. Kelompok lain menanggapi.
  6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dimengerti atau soal yang tidak dapat diselesaikan. Jika ada siswa yang bertanya maka selalu diberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya.
  7. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang memang tidak dapat dipahami oleh siswa dengan mempelajari sendiri  atau secara kelompok.
  8. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
  9. Siswa secara individual mengerjakan soal evaluasi. Dilanjutkan dengan pembahasan.
  10. c. Pengamatan ( Observation )
Pengamatan dilaksanakan  selama proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi meliputi :
  1. Situasi kegiatan pembelajaran,
  2. keaktifan siswa dan
  3. kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.
  1. d. Refleksi ( Reflecting )
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
  1. Sebagian besar (70% siswa) berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru.
  2. Sebagian besar (65% siswa) berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang jawaban siswa yang lain.
  3. Sebagian besar (70% siswa) berani dan mampu untuk bertanya tentang materi yang sedang dipelajari.
  4. Lebih dari 75% anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
  5. Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.
Data dari pelaksanaan Pembelajaran Siklus I tersebut dianalisis dan dilanjutkan dengan perencanaan perbaikan terhadap kekurangan yang timbul untuk membuat rencana perbaikan di siklus II.
SIKLUS II
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
  1. a. Persiapan( Planing )
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
  1. b. Pelaksanaan ( Acting )
Guru melaksanakan pembelajaran siklus II menggunakan langkah-langkah pembelajaran kontekstual dengan beberapa modifikasi media dan tehnik pembelajaran.
  1. c. Pengamatan ( Observation )
Tim Peneliti melakukan pengamatan atau Observasi dengan bantuan kolaborator menggunakan lembar observasi, dilanjutkan dengan  wawancara tentang permbelajaran yang telah dilakukan.
  1. d. Refleksi ( Reflecting )
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis serta membuat simpulan atas pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan CTL untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri semen.
  1. E. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
  2. 1. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi tes, observasi, wawancara dan diskusi.
  1. Tes.
Tes dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika pada materi Operasi Bilangan Pecahan melalui pendekatan CTL. Dari data yang diperoleh maka dapat diketahui tingkat peningkatan prestasi belajar siswa.
  1. Observasi.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Matematika. Data tersebut dipergunakan oleh peneliti untuk menentukan perbaikan tehnik pembelajaran pada siklus penelitian berikutnya.
  1. Wawancara.
Wawancara ini dilakukan terhadap siswa dan kolaborator. Wawancara terhadap siswa dilakukan untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan pendekatan CTL serta hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan wawancara yang dilakukan terhadap kolaborator dilakukan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Data-data tersebut dipergunakan oleh peneliti untuk perbaikan pembelajaran pada siklus penelitian berikutnya.
  1. Diskusi,
Diskusi dilakukan antara guru/peneliti, kepala sekolah dan teman sejawat atau kolaborator untuk refleksi hasil pelaksanaan siklus PTK.
  1. 2. Alat / Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini meliputi :
  1. Lembar pengamatan
Lembar pengamatan dipergunakan oleh peneliti untuk mengamati partisipasi dan keaktifan siswa serta kerja guru dalam proses pembelajaran Operasi Perkalian Bilangan Pecahan melalui pendekatan CTL.
  1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara dipergunakan oleh peneliti untuk melakukan wawancara terhadap siswa kelas V SD Negeri Semen serta Guru sebagai kolaborator atas pelaksanaan proses pembelajaran Operasi Perkalian Bilangan Pecahan melalui pendekatan CTL.
  1. LKS  dan Lembar Evaluasi
LKS dan lembar evaluasi dipergunakan oleh peneliti untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika pada materi Operasi Bilangan Pecahan melalui pendekatan CTL.
  1. F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
  1. Prestasi belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
  2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
  3. Penerapan Pendekatan CTL: dengan menganalisis tingkat keberhasilan penerapan Pendekatan CTL kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak berhasil.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyiyah Nyimas, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Ditjen Dikti.
Arianto, Sam. Pengertian Prestasi Belajar (Online)  Tersedia pada http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-prestasi-belajar.html, Diakses tanggal 11 Agustus 2009 pukul 18.35 WIB.
Bedu.(2009) Penelitian Tindakan Kelas, (Online) Tersedia pada http://beduatsuko.blogspot.com/2009/05/penelitian-tindakan-kelas.html, Diakses tanggal 9 Agustus 2009 Pukul 20.12 WIB.
Iceteazegeg.(2009). Pendekatan Pembelajaran. (Online) Tersedia pada  http://iceteazegeg.wordpress.com/2009/02/18/pendekatan-pembelajaran, Diakses tanggal 9 Agustus 2009 Pukul 19.45 WIB.
Johnson, E.B (2009) Contextual Teaching and Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, Bandung : Mizan Learning Center (MLC)
Muchith, M. Saekhan. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang:RaSail Media Grup.
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana.
Sukayati (2007). Pecahan dan operasinya. Modul diklat Matematika Guru SD Sekolah Binaan tanggal  20 Mei s.d. 2 Juni 2007 di PPPG Matematika. Yogyakarta: PPPPTK Matematika
Sulianto, Joko.(2008). Pendekatan Kontekstual. (Online) Tersedia pada  http://jokocakep.blogspot.com/2008/07/pendekatan-kontektual.html, Diakses tanggal 10 Juli 2009 pukul 19.12 WIB
Supinah, (2008). Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Paket fasilitasi pemberdayaan KKG/MGMP Matematika. Yogyakarta : PPPPTK Matematika
Tim Penyusun Kamus, (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Wiriaatmadja, Rochiati (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
















LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN CTL
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan Dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 1
KLP Nama Siswa Minat Siswa Partisipasi dan Keaktifan Siswa Ketrampilan Bertanya
3 2 1 3 2 1 3 2 1
I Depri Dodik Kurniyanto








Legowo Tri Wardani








Danang Galih Iskandar








Edi Arwan








Naufal Ervan








II Rifqi Khoirudin








Tri Hartanto








Ahmad Makruf








Bayu Dwi Pamungkas








Danang Dwi Yulianto








III Devri Didik Kurniawan








Dwi Novianto








Heri Alfian Wijayanto








Sigit








Sidiq Tegar Wicaksono








Ilham Akbari Fajar Ap








IV Aprilia Pratiwi








Apri Sulista Handayani








Ema Novita Dewi








Elissa Prima Agistya








V Inayatul Mudrikah








Jamiatul Marfuah








Lina Susanti








Nur Vega Sujiyanti








Siti Kosidah








KETERANGAN :
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang

LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN CTL
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan Dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 2
KLP Nama Siswa Minat Siswa Partisipasi dan Keaktifan Siswa Ketrampilan Bertanya
3 2 1 3 2 1 3 2 1
I Depri Dodik Kurniyanto








Legowo Tri Wardani








Danang Galih Iskandar








Edi Arwan








Naufal Ervan








II Rifqi Khoirudin








Tri Hartanto








Ahmad Makruf








Bayu Dwi Pamungkas








Danang Dwi Yulianto








III Devri Didik Kurniawan








Dwi Novianto








Heri Alfian Wijayanto








Sigit








Sidiq Tegar Wicaksono








Ilham Akbari Fajar Ap








IV Aprilia Pratiwi








Apri Sulista Handayani








Ema Novita Dewi








Elissa Prima Agistya








V Inayatul Mudrikah








Jamiatul Marfuah








Lina Susanti








Nur Vega Sujiyanti








Siti Kosidah








KETERANGAN :
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR

Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 1
NO KEGIATAN GURU SKOR
3 2 1
1 Apersepsi


2 Penjelasan Materi


3 Teknik pembagian kelompok


4 Pengelolaan kegiatan diskusi


5 Pemberian pertanyaan atau kuis


6 Kemampuan melakukan evaluasi


7 Memberikan penghargaan


8 Menentukan nilai


9 Menyimpulkan materi pembelajaran


10 Menutup pembelajaran


KETERANGAN :
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang


LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR

Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 2
NO KEGIATAN GURU SKOR
3 2 1
1 Apersepsi


2 Penjelasan Materi


3 Teknik pembagian kelompok


4 Pengelolaan kegiatan diskusi


5 Pemberian pertanyaan atau kuis


6 Kemampuan melakukan evaluasi


7 Memberikan penghargaan


8 Menentukan nilai


9 Menyimpulkan materi pembelajaran


10 Menutup pembelajaran


KETERANGAN :
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang



PANDUAN WAWANCARA
( RESPONDEN SISWA )

Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan

  1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran yang baru kalian ikuti ?
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti ?
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau menjelaskan materi pelajaran ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Bagaimana tes atau evaluasi yang dilakukan guru ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti ? Jelaskan !
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
PANDUAN WAWANCARA
( RESPONDEN TEMAN SEJAWAT )

Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan

  1. Bagaimana pendapat  Anda  tentang PBM yang dilakukan oleh guru ?
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Bagian mana yang sudah baik ?
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Bagian mana yang perlu diperbaiki ?
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Apakah Anda yakin bahwa pembelajaran bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika ? Berikan Alasannya !
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
  1. Apa saran Anda untuk perbaikan PBM selanjutnya ?
………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….

PEROLEHAN NILAI PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SIKLUS I DAN II


Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
No Nama Siswa Nilai UH1 Tanpa CTL Nilai UH2 Melalui CTL
(Siklus 1)
Nilai UH3 Melalui
CTL
(Siklus 2)
Keterangan
1 Depri Dodik Kurniyanto



2 Legowo Tri Wardani



3 Danang Galih Iskandar



4 Edi Arwan



5 Naufal Ervan



6 Rifqi Khoirudin



7 Tri Hartanto



8 Ahmad Makruf



9 Aprilia Pratiwi



10 Apri Sulista Handayani



11 Bayu Dwi Pamungkas



12 Danang Dwi Yulianto



13 Devri Didik Kurniawan



14 Dwi Novianto



15 Ema Novita Dewi



16 Elissa Prima Agistya



17 Heri Alfian Wijayanto



18 Ilham Akbari Fajar Ap



19 Inayatul Mudrikah



20 Jamiatul Marfuah



21 Lina Susanti



22 Nur Vega Sujiyanti



23 Sidiq Tegar Wicaksono



24 Sigit



25 Siti Kosidah






PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR SISWA
ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN CTL DENGAN TANPA CTL

Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
No Nama Siswa Tanpa CTL Rata-rata Melalui CTL Peningkatan Hasil Belajar
1 Depri Dodik Kurniyanto


2 Legowo Tri Wardani


3 Danang Galih Iskandar


4 Edi Arwan


5 Naufal Ervan


6 Rifqi Khoirudin


7 Tri Hartanto


8 Ahmad Makruf


9 Aprilia Pratiwi


10 Apri Sulista Handayani


11 Bayu Dwi Pamungkas


12 Danang Dwi Yulianto


13 Devri Didik Kurniawan


14 Dwi Novianto


15 Ema Novita Dewi


16 Elissa Prima Agistya


17 Heri Alfian Wijayanto


18 Ilham Akbari Fajar Ap


19 Inayatul Mudrikah


20 Jamiatul Marfuah


21 Lina Susanti


22 Nur Vega Sujiyanti


23 Sidiq Tegar Wicaksono


24 Sigit


25 Siti Kosidah






LEMBAR TES PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan Berbagai Bentuk Pecahan

  1. Isilah titik-titik di bawah ini !
Gambar di atas menunjukkan bahwa
….. + ….. + ….. + ….. =  …..  atau    4  x  ……  =  ……..
  1. Isilah titik-titik di bawah ini !
=
x
…………
=

x
…………
  1. Ketika sedang istirahat, 4 orang temanmu membeli roti di kantin sekolah. Mereka masing-masing makan     roti. Berapa bagian rotikah yang dimakan oleh ke-empat temanmu ?”
Jawab : ………….. x …………..  = …………..
  1. Untuk membantu korban bencana alam, siswa kelas V SD Negeri Semen diminta untuk mengumpulkan beras @       kg. Berapa banyakkah beras yang dikumpulkan oleh 6 orang siswa ?
Jawab : ………….. x …………..  = …………..
  1. 5  x        =                            =
  1. 3  x        =                            =
  1. x        =                            =
  1. x        =                            =
  1. x         =                             =
  1. x         =                             =
Kunci Jawaban
  1. 4  x   =  = 2
  2. x  =
  3. x  =
  4. 6  x = 6 x  =  = 15
  5. = 3
  1. = 2
  2. =
  3. =
  4. =
  5. =

Pedoman Penilaian

Nilai = Jumlah Jawaban Betul  x 10

LEMBAR TES PEMBELAJARAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas / Semester          : V / I
Tahun Pelajaran            : 2009 / 2010
Kompetensi dasar         : Mengalikan Berbagai Bentuk Pecahan
  1. Isilah titik-titik di bawah ini !
Gambar di samping menunjukkan bahwa
….. + ….. + ….. + ….. =  …..  atau    4  x  ……  =  ……..
  1. Isilah titik-titik di bawah ini !
  1. Untuk buka puasa, ibu membuat minuman 4 gelas teh panas. Setiap gelas, Ibu memerlukan  liter air panas. Berapa liter air panas yang digunakan Ibu?
Jawab : ………….. x …………..  = …………..
  1. Shofy mempunyai tali yang panjangnya meter. Sepanjang bagiannya diberikan kepada adiknya untuk menarik mobil-mobilan. Berapa meterkah panjang tali yang diberikan kepada adiknya ?
Jawab : ………….. x …………..  = …………..
  1. 4  x    =   =
  2. 5  x    =   =
  3. x   =   =
  4. x  =   =
  5. x     =   =
  6. x    =   =
Kunci Jawaban
  1. 4 x =  = 1
  2. x  =  =
  3. 4 x  =
  4. x  =
  5. =
  6. = 3
  7. =
  8. =



Pedoman Penilaian

Nilai = Jumlah Jawaban Betul  x 10





PROPOSAL ELEKTRONIK TUGAS AKHIR (e-TA)

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMEN
MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING
Disusun Oleh :
SARTONO
NIM. 06108249160
S1 PGSD PJJ
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
2009
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL ELEKTRONIK TUGAS AKHIR (e-TA)



Judul Penelitian :
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMEN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
Disusun Oleh :
SARTONO
NIM. 06108249160
Sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Telah diujikan pada hari Rabu tanggal 19 Agustus 2009 dan dinyatakan Lulus
Menyetujui, Penguji
Harun Rosyid, M.Pd
NIP.131476260
Yogyakarta, 19 Agustus 2009 Pembimbing
T. Wakiman, M.Pd
NIP. 19500601 197703 1 001
DAFTAR ISI
Halaman Sampul …………………………………………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan  …………………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I      PENDAHULUAN ………………………………………………………………………. 1
  1. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………… 1
  2. Identifikasi Masalah ………………………………………………………………… 2
  3. Batasan Masalah …………………………………………………………………….. 3
  4. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 3
  5. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………….. 4
  6. Manfaat Penelitian …………………………………………………………………… 4
BAB II     KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN……………………………. 5
  1. Kajian Teori ………………………………………………………………………….. 5
  2. Kerangka Berfikir …………………………………………………………………. 13
  3. Hipotesis Tindakan  ………………………………………………………………. 14
BAB III    METODE PENELITIAN……………………………………………………….. ….. 15
  1. Setting Penelitian ……………………………………………………………… ….. 15
  2. Jenis Penelitian ……………………………………………………………………… 15
  3. Definisi Operasional ………………………………………………………….       16
  4. Rencana Tindakan ………………………………………………………………… 17
  5. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data ………………………………………….. 20
  6. Analisis Data ……………………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 22
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………. 23