PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar berfungsi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kemampuan tersebut diperlukan peserta didik untuk memperoleh, mengolah dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Senada dengan pendapat di atas, Gagne mengatakan bahwa fungsi dari mempelajari Matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah. (Sulianto : 2009).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditekankan bahwa dalam setiap pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (Contextual Problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep Matematika (Aisyah, 2007:1-6). Sedangkan proses pembelajaran di sekolah dasar saat ini pada umumnya masih memperlakukan siswa sebagai obyek, guru menempatkan dirinya sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan, dan materi yang diberikan kurang bermakna. Proses pembelajaran yang demikian menyebabkan praktik pendidikan kita terisolir dari kehidupan riel yang ada di luar sekolah atau kurang bermakna (supinah, 2008:1).
Secara umum kondisi tersebut masih terlihat dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Semen, Sentolo khususnya pada mata pelajaran Matematika. Materi pembelajaran yang diberikan masih sangat abstrak dan kurang bermakna. Proses pembelajaran masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Ceramah masih menjadi pilihan utama dalam pemilihan metode pembelajaran. Sementara itu minat dan keaktifan siswa relatif masih kurang. Media pembelajaran yang dipergunakanpun kurang bervariasi. Dari pengamatan yang penulis lakukan, dalam proses pembelajaran pecahan pada mata pelajaran Matematika di SD Negeri Semen guru memulainya langsung pada pemaparan materi kemudian diberikan contoh dan dilanjutkan dengan evaluasi. Terlihat bahwa siswa mengikuti pembelajaran Matematika secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari materi yang dipelajari. Akibatnya prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V tergolong masih rendah. Dari hasil Ujian Kenaikan Kelas semester II tahun pelajaran 2008/2009, nilai rerata kelas 50.80 dari KKM yang telah ditentukan yaitu 60,30. Jelas bahwa hasil tersebut belum memuaskan.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan adanya penerapan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran Matematika yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri. Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Matematika diharapkan siswa dapat terdorong untuk belajar dengan mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok dan bermain. Dengan pendekatan CTL, anak akan menjadi senang mempelajari Matematika, sehingga tumbuhlah minat siswa untuk belajar.
Menurut Sulianto (2009), terdapat beberapa keunggulan pendekatan CTL untuk pembelajaran Matematika, antara lain: (1). Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, (2). Materi pembelajaran dapat lebih terkait dengan kehidupan nyata, (3). Keterampilan menghitung dikembangkan atas dasar pemahaman, (4). Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa. (5). Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dan bertanggungjawab dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran, (6). Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan. Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Matematika, diharapkan akan membawa siswa kelas V SD Negeri Semen pada peningkatan prestasi belajarnya.
II. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, kondisi yang ada saat ini adalah :
- Rendahnya kualitas pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Semen..
- Pembelajaran Matematika kurang bermakna karena materi tidak diajarkan secara kontekstual.
- Pembelajaran Matematika masih terpusat pada guru.
- Metode pembelajaran yang utama adalah ceramah sehingga kurang memberikan motivasi belajar siswa serta kurang mengaktifkan siswa.
- Media pembelajaran kurang bervariasi sehingga materi masih sangat abstrak bagi siswa.
- Minat siswa mengikuti pembelajaran Matematika rendah.
- Prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Semen untuk mata pelajaran Matematika masih rendah.
Dari uraian di atas, penelitian ini di batasi pada masalah apakah terdapat peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Semen khususnya dalam materi Operasi Perkalian Bilangan Pecahan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Prestasi belajar Matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai proses pembelajaran di kelas, tes tertulis, dan unjuk kerja siswa dalam materi Operasi Perkalian Bilangan Pecahan. Sedangkan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran Matematika merupakan suatu prosedur yang dipergunakan dalam membahas materi pelajaran Matematika yang memungkinkan siswa mengaitkan antara materi Operasi Perkalian Bilangan Pecahan dengan lingkungan maupun pengetahuan siswa sebelumnya. Penelitian ini melibatkan siswa dan guru. Guru yang dimaksud di sini adalah guru yang bertindak sebagai peneliti.
IV. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Semen, Sentolo ?
V. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
- Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Matematika
- Siswa merasa dirinya mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan pertanyaan.
- Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok.
- Seluruh siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik bagi siswa, guru maupun Sekolah.
1. Bagi siswa
- Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika.
- Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
- Meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih dan mengembangkan
metode pembelajaran.
Meningkatkan kemampuan guru untuk mengembangkan materi dan media yang kontekstual untuk pembelajaran Matematika di kelas. - 3. Bagi Sekolah
- Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Semen, Sentolo.
- Memberikan masukan bagi sekolah dalam upaya untuk meningkatkan prestasi sekolah.
- Menciptakan iklim kerja sama yang kondusif untuk kemajuan sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
I. KAJIAN TEORI
Dalam kajian teori ini akan dibahas tentang Hakekat Contextual Teaching and Learning, Hakekat Prestasi Belajar Matematika, Hakekat Pembelajaran Matematika serta Pembelajaran Perkalian Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning.
A. Hakekat Contextual Teaching and Learning
Hakekat Contextual Teaching and Learning (CTL) akan dibahas dalam beberapa bagian yakni Pendekatan Contextual Teaching and Learning, Karakteristik Contextual Teaching and Learning, Asas Contextual Teaching and Learning, dan Landasan teori Contextual Teaching and Learning,
1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan belajar yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat sehingga siswa mendapatkan arti dari belajar dan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari adalah bekal bagi mereka di masa depan (Iceteajegeg, 2008).
Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat (Iceteajegeg, 2008). Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning, dimungkinkan terjadinya proses belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan akademiknya dalam berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas, untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri ataupun berkelompok. Pendekatan kontekstual juga dapat membantu siswa menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata, dan memotivasi mereka untuk membuat koneksi antara pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari dalam peran mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan pelajar sehingga mendorong motivasi mereka untuk bekerja keras dalam menerapkan hasil belajarnya.
2. Karakteristik Contextual Teaching and Learning
Menurut Blancard yang dikutip oleh Iceteajegeg, (2008), karakteristik Contextual Teaching and Learning meliputi :
- Menekankan pentingnya pemecahan masalah,
- Kegiatan belajar yang dilakukan dalam berbagai konteks,
- Kegaitan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri,
- Mendorong siswa belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri,
- Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda,
- Menggunakan penilaian autentik.
- Contextual Teaching and Learning menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman langsung,
- Contextual Teaching and Learning mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menankap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan mengkorelasikan materi dengan kehidupan nyata bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional tetapi materi itu akan tertanam dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan dan
- Contextual Teaching and Learning mendorong siswa untuk menerapkan materi yang dipelajarinya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya saja, namun juga bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. (Iceteajegeg, 2008).
Menurut Wina Sanjaya (2007:262) Contextual Teaching and Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh asas. Asas Contextual Teaching and Learning tersebut meliputi Constructivism, Inquiry, Questioning, Learning Community, Modelling, Reflektion dan Authentic Assessment.
a. Kontruktivisme (Constructivism).
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya
b. Menemukan ( Inquiry).
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan kontekstual, karena pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari perumusan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan dan yang terakhir membuat kesimpulan.
c. Bertanya (Questioning).
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Kegiatan bertanya berguna untuk : (1). Menggali informasi, (2). Menggali pemahaman siswa, (3). Membangkitkan respon kepada siswa (4). Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (5). Mengetahui hal-hal yang sudah di ketahui siswa, (6). Menfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru dan (7). Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kambali pengetahuan siswa. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin-tahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
d. Masyarakat belajar (Learning community).
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
e. Pemodelan (Modelling).
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Pemodelan juga dapat diartikan sebagai upaya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi tentang sesuatu yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar. Dengan modeling, siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis abstrak yang mungkin dapat terjadinya verbalisme.
f. Refleksi (Reflection).
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Refleksi merupakan cara berfikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment).
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
4. Landasan teori Contextual Teaching and Learning
Landasan teori Contextual Teaching and Learning meliputi :
Teori Belajar Jerome Bruner (Penemuan).
Belajar merupakan usaha sendiri untuk menncari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya sehingga mendapatkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi dirinya
Teori Belajar Ausabel (Bermakna).
Belajar adalah proses dikaitkannya informasi pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam memori seseorang.
Teori Belajar Piaget.
Belajar berasal dari tiga bentuk pengalaman manusia yaitu pengetahuan fisik, logika Matematika, dan pengetahuan social.
B. Hakekat Prestasi Belajar Matematika
Hakekat Prestasi Belajar Matematika akan dibahas dalam beberapa bagian yakni Prestasi Belajar Matematika, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Menurut KBBI ( 1993:700), prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang telah dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih keterampilan dalam bidang tertentu. Belajar adalah suatu perubahan menuju ke arah yang lebih baik atau maju. Perubahan ini diperoleh karena latihan-latihan yang disengaja sebab hasil belajar bukan karena kebetulan. Sedangkan istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah- kaidah tertentu melalui deduksi.
Jadi prestasi belajar Matematika adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dalam prestasi belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain:
- a. Faktor internal.
1) Faktor Intelegensi
Intelegensi dalarn arti sernpit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa.
2) Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam diri seseorang untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu maka akan rnenghambat dalam proses belajar terhadap pelajaran tertentu tersebut.
3) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis
Keadaan fisik menunjukkan pada keadaan jasmani serta keadaan alat-alat indera. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas atau labilitas mental siswa. Keadaan fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya (Arianto, 2008)
- b. Faktor Eksternal
1) Faktor Guru
Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan teknik pembelajaran. Oleh karena itu setiap guru harus memiliki kemampuan profesiona1, kepribadian dan kemasyarakatan. Selain itu, Guru juga harus fleksibel dalam menerapkan pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang harus selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang pencapaian prestasi siswa.
2) Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Ada beberapa situasi belajar yang kurang mendukung, misalnya kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar dan sebagainya. Kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya siswa dalam belajar.
3) Faktor Sumber- Sumber Belajar
Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar dapat berupa media / alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Dengan sumber belajar yang lengkap, maka pembelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil belajar lebih bermakna (Arianto, 2008).
- C. Hakekat Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran Matematika di tingkat SD diharapkan terjadi reinvention atau penemuan kembali yang berarti menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Oleh karena itu kepada siswa, materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu. (Heruman, 2008:4)
- D. Pembelajaran Perkalian Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan CTL.
- Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh.
- Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotakan sama banyak atau juga menyatakan pembagian.
- Pecahan sebagai perbandingan atau rasio.
- Pecahan sederhana
- Pecahan Murni
- Pecahan tak murni
- Pecahan Campuran
- Pecahan Senama.
Menurut Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan seperti yang dikutip oleh Heruman (2008:43), menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topic yang sulit diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya guru biasanya langsung mengenalkan angka pada bilangan pecahan sebagi pembilang dan penyebut.
Dalam pembelajaran ini peneliti berupaya menerapkan pendekatan kontekstual dengan dukungan media yang konkrit agar materi perkalian bilangan pecahan menjadi lebih bermakna. Untuk menjelaskan materi perkalian berbagai bentuk bilangan pecahan, Peneliti menggunakan media pembelajaran berupa buah jeruk, mika berbentuk persegi serta kertas berbentuk lingkaran yang kemudian dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Selain murah, media tersebut sangat mudah didapat oleh siswa di lingkungannya sendiri.
- II. Kerangka Berpikir
- III. Hipotesis Tindakan
- Minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
- Peran dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
- Prestasi belajar Matematika.
METODE PENELITIAN
- A. Setting Penelitian
- 1. Tempat Penelitian.
- 2. Waktu Penelitian.
- 3. Subjek Penelitian.
- B. Jenis Penelitian
Peneliti memilih jenis Penelitian Tindakan Kelas karena melalui Penelitian Tindakan Kelas, seorang guru dapat menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran aktual yang dihadapi dan urgen untuk segera diatasi. Selain itu, pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok penulis sebagai seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelas. Hal itu sesuai karakteristik PTK yaitu terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
- C. Definisi Operasional
Sedangkan prestasi belajar Matematika yang kami maksudkan dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari pengukuran terhadap aspek kognitif dan psikomotor siswa setelah mengikuti proses pembelajaran Matematika. Prestasi belajar matematika siswa ini diukur dengan menggunakan teknik tes, dan observasi. Adapun wujud prestasi belajar siswa ini ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru setelah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
- D. Rencana Tindakan
SIKLUS I
- a. Perencanaan ( Planing )
Peneliti sebagai guru mempersiapkan:
- Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pendekatan CTL.
- Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis kontekstual.
- Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai partisipasi siswa dalam pembelajaran.
- Menyiapkan LKS sebagai sarana atau media pembelajaran.
- Menyiapkan soal tes yang akan diberikan pada siswa di awal pelajaran dan di akhir siklus.
- b. Pelaksanaan ( Acting )
- Pada tahap awal, Guru mengajukan suatu masalah yang ditemui siswa sehari-hari dengan media papan tulis, kertas atau VCD. Siswa diminta untuk menyelesaikan dengan cara masing-masing.
- Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa untuk menggali kemampuan prasyarat dari siswa.
- Guru membagi siswa dalam 5 kelompok @ 5 anak.
- Guru memberikan permasalahan kontekstual yang lain dan harus diselesaikan siswa secara berkelompok dengan menggunakan media kontekstual dari lingkungan siswa. Selama proses berlangsung, guru melakukan pengamatan proses. Bagi siswa atau kelompok siswa yang sudah dapat menyelesaikan soal ini tanpa menggunakan benda konkret dapat mengerjakan soal-soal yang ada di buku.
- Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kelompok tertentu untuk mengerjakan soal di papan tulis dengan disertai cara mereka mendapatkan hasil. Kelompok lain menanggapi.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dimengerti atau soal yang tidak dapat diselesaikan. Jika ada siswa yang bertanya maka selalu diberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya.
- Guru memberikan penjelasan tentang materi yang memang tidak dapat dipahami oleh siswa dengan mempelajari sendiri atau secara kelompok.
- Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
- Siswa secara individual mengerjakan soal evaluasi. Dilanjutkan dengan pembahasan.
- c. Pengamatan ( Observation )
- Situasi kegiatan pembelajaran,
- keaktifan siswa dan
- kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.
- d. Refleksi ( Reflecting )
- Sebagian besar (70% siswa) berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru.
- Sebagian besar (65% siswa) berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang jawaban siswa yang lain.
- Sebagian besar (70% siswa) berani dan mampu untuk bertanya tentang materi yang sedang dipelajari.
- Lebih dari 75% anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
- Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.
SIKLUS II
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
- a. Persiapan( Planing )
- b. Pelaksanaan ( Acting )
- c. Pengamatan ( Observation )
- d. Refleksi ( Reflecting )
- E. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
- 1. Tehnik Pengumpulan Data
- Tes.
- Observasi.
- Wawancara.
- Diskusi,
- 2. Alat / Instrumen Pengumpulan Data
- Lembar pengamatan
- Pedoman wawancara
- LKS dan Lembar Evaluasi
- F. Analisis Data
- Prestasi belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
- Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
- Penerapan Pendekatan CTL: dengan menganalisis tingkat keberhasilan penerapan Pendekatan CTL kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyiyah Nyimas, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Ditjen Dikti.
Arianto, Sam. Pengertian Prestasi Belajar (Online) Tersedia pada http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-prestasi-belajar.html, Diakses tanggal 11 Agustus 2009 pukul 18.35 WIB.
Bedu.(2009) Penelitian Tindakan Kelas, (Online) Tersedia pada http://beduatsuko.blogspot.com/2009/05/penelitian-tindakan-kelas.html, Diakses tanggal 9 Agustus 2009 Pukul 20.12 WIB.
Iceteazegeg.(2009). Pendekatan Pembelajaran. (Online) Tersedia pada http://iceteazegeg.wordpress.com/2009/02/18/pendekatan-pembelajaran, Diakses tanggal 9 Agustus 2009 Pukul 19.45 WIB.
Johnson, E.B (2009) Contextual Teaching and Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, Bandung : Mizan Learning Center (MLC)
Muchith, M. Saekhan. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang:RaSail Media Grup.
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana.
Sukayati (2007). Pecahan dan operasinya. Modul diklat Matematika Guru SD Sekolah Binaan tanggal 20 Mei s.d. 2 Juni 2007 di PPPG Matematika. Yogyakarta: PPPPTK Matematika
Sulianto, Joko.(2008). Pendekatan Kontekstual. (Online) Tersedia pada http://jokocakep.blogspot.com/2008/07/pendekatan-kontektual.html, Diakses tanggal 10 Juli 2009 pukul 19.12 WIB
Supinah, (2008). Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Paket fasilitasi pemberdayaan KKG/MGMP Matematika. Yogyakarta : PPPPTK Matematika
Tim Penyusun Kamus, (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Wiriaatmadja, Rochiati (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN CTL
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan Dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 1
KLP | Nama Siswa | Minat Siswa | Partisipasi dan Keaktifan Siswa | Ketrampilan Bertanya | ||||||
3 | 2 | 1 | 3 | 2 | 1 | 3 | 2 | 1 | ||
I | Depri Dodik Kurniyanto | |||||||||
Legowo Tri Wardani | ||||||||||
Danang Galih Iskandar | ||||||||||
Edi Arwan | ||||||||||
Naufal Ervan | ||||||||||
II | Rifqi Khoirudin | |||||||||
Tri Hartanto | ||||||||||
Ahmad Makruf | ||||||||||
Bayu Dwi Pamungkas | ||||||||||
Danang Dwi Yulianto | ||||||||||
III | Devri Didik Kurniawan | |||||||||
Dwi Novianto | ||||||||||
Heri Alfian Wijayanto | ||||||||||
Sigit | ||||||||||
Sidiq Tegar Wicaksono | ||||||||||
Ilham Akbari Fajar Ap | ||||||||||
IV | Aprilia Pratiwi | |||||||||
Apri Sulista Handayani | ||||||||||
Ema Novita Dewi | ||||||||||
Elissa Prima Agistya | ||||||||||
V | Inayatul Mudrikah | |||||||||
Jamiatul Marfuah | ||||||||||
Lina Susanti | ||||||||||
Nur Vega Sujiyanti | ||||||||||
Siti Kosidah |
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang
LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN CTL
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan Dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 2
KLP | Nama Siswa | Minat Siswa | Partisipasi dan Keaktifan Siswa | Ketrampilan Bertanya | ||||||
3 | 2 | 1 | 3 | 2 | 1 | 3 | 2 | 1 | ||
I | Depri Dodik Kurniyanto | |||||||||
Legowo Tri Wardani | ||||||||||
Danang Galih Iskandar | ||||||||||
Edi Arwan | ||||||||||
Naufal Ervan | ||||||||||
II | Rifqi Khoirudin | |||||||||
Tri Hartanto | ||||||||||
Ahmad Makruf | ||||||||||
Bayu Dwi Pamungkas | ||||||||||
Danang Dwi Yulianto | ||||||||||
III | Devri Didik Kurniawan | |||||||||
Dwi Novianto | ||||||||||
Heri Alfian Wijayanto | ||||||||||
Sigit | ||||||||||
Sidiq Tegar Wicaksono | ||||||||||
Ilham Akbari Fajar Ap | ||||||||||
IV | Aprilia Pratiwi | |||||||||
Apri Sulista Handayani | ||||||||||
Ema Novita Dewi | ||||||||||
Elissa Prima Agistya | ||||||||||
V | Inayatul Mudrikah | |||||||||
Jamiatul Marfuah | ||||||||||
Lina Susanti | ||||||||||
Nur Vega Sujiyanti | ||||||||||
Siti Kosidah |
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 1
NO | KEGIATAN GURU | SKOR | ||
3 | 2 | 1 | ||
1 | Apersepsi | |||
2 | Penjelasan Materi | |||
3 | Teknik pembagian kelompok | |||
4 | Pengelolaan kegiatan diskusi | |||
5 | Pemberian pertanyaan atau kuis | |||
6 | Kemampuan melakukan evaluasi | |||
7 | Memberikan penghargaan | |||
8 | Menentukan nilai | |||
9 | Menyimpulkan materi pembelajaran | |||
10 | Menutup pembelajaran |
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang
LEMBAR PENGAMATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
SIKLUS 2
NO | KEGIATAN GURU | SKOR | ||
3 | 2 | 1 | ||
1 | Apersepsi | |||
2 | Penjelasan Materi | |||
3 | Teknik pembagian kelompok | |||
4 | Pengelolaan kegiatan diskusi | |||
5 | Pemberian pertanyaan atau kuis | |||
6 | Kemampuan melakukan evaluasi | |||
7 | Memberikan penghargaan | |||
8 | Menentukan nilai | |||
9 | Menyimpulkan materi pembelajaran | |||
10 | Menutup pembelajaran |
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Kurang
PANDUAN WAWANCARA
( RESPONDEN SISWA )
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
- Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran yang baru kalian ikuti ?
- Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti ?
- Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau menjelaskan materi pelajaran ? Jelaskan !
- Bagaimana tes atau evaluasi yang dilakukan guru ? Jelaskan !
- Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti ? Jelaskan !
PANDUAN WAWANCARA
( RESPONDEN TEMAN SEJAWAT )
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
- Bagaimana pendapat Anda tentang PBM yang dilakukan oleh guru ?
- Bagian mana yang sudah baik ?
- Bagian mana yang perlu diperbaiki ?
- Apakah Anda yakin bahwa pembelajaran bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika ? Berikan Alasannya !
- Apa saran Anda untuk perbaikan PBM selanjutnya ?
PEROLEHAN NILAI PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SIKLUS I DAN II
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
No | Nama Siswa | Nilai UH1 Tanpa CTL | Nilai UH2
Melalui CTL (Siklus 1) |
Nilai UH3
Melalui CTL (Siklus 2) |
Keterangan |
1 | Depri Dodik Kurniyanto | ||||
2 | Legowo Tri Wardani | ||||
3 | Danang Galih Iskandar | ||||
4 | Edi Arwan | ||||
5 | Naufal Ervan | ||||
6 | Rifqi Khoirudin | ||||
7 | Tri Hartanto | ||||
8 | Ahmad Makruf | ||||
9 | Aprilia Pratiwi | ||||
10 | Apri Sulista Handayani | ||||
11 | Bayu Dwi Pamungkas | ||||
12 | Danang Dwi Yulianto | ||||
13 | Devri Didik Kurniawan | ||||
14 | Dwi Novianto | ||||
15 | Ema Novita Dewi | ||||
16 | Elissa Prima Agistya | ||||
17 | Heri Alfian Wijayanto | ||||
18 | Ilham Akbari Fajar Ap | ||||
19 | Inayatul Mudrikah | ||||
20 | Jamiatul Marfuah | ||||
21 | Lina Susanti | ||||
22 | Nur Vega Sujiyanti | ||||
23 | Sidiq Tegar Wicaksono | ||||
24 | Sigit | ||||
25 | Siti Kosidah |
PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR SISWA
ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN CTL DENGAN TANPA CTL
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan dan Membagi Berbagai Bentuk Pecahan
No | Nama Siswa | Tanpa CTL | Rata-rata Melalui CTL | Peningkatan Hasil Belajar |
1 | Depri Dodik Kurniyanto | |||
2 | Legowo Tri Wardani | |||
3 | Danang Galih Iskandar | |||
4 | Edi Arwan | |||
5 | Naufal Ervan | |||
6 | Rifqi Khoirudin | |||
7 | Tri Hartanto | |||
8 | Ahmad Makruf | |||
9 | Aprilia Pratiwi | |||
10 | Apri Sulista Handayani | |||
11 | Bayu Dwi Pamungkas | |||
12 | Danang Dwi Yulianto | |||
13 | Devri Didik Kurniawan | |||
14 | Dwi Novianto | |||
15 | Ema Novita Dewi | |||
16 | Elissa Prima Agistya | |||
17 | Heri Alfian Wijayanto | |||
18 | Ilham Akbari Fajar Ap | |||
19 | Inayatul Mudrikah | |||
20 | Jamiatul Marfuah | |||
21 | Lina Susanti | |||
22 | Nur Vega Sujiyanti | |||
23 | Sidiq Tegar Wicaksono | |||
24 | Sigit | |||
25 | Siti Kosidah |
LEMBAR TES PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan Berbagai Bentuk Pecahan
- Isilah titik-titik di bawah ini !
….. + ….. + ….. + ….. = ….. atau 4 x …… = ……..
- Isilah titik-titik di bawah ini !
|
|
|
|
|
|
|
- Ketika sedang istirahat, 4 orang temanmu membeli roti di kantin sekolah. Mereka masing-masing makan roti. Berapa bagian rotikah yang dimakan oleh ke-empat temanmu ?”
- Untuk membantu korban bencana alam, siswa kelas V SD Negeri Semen diminta untuk mengumpulkan beras @ kg. Berapa banyakkah beras yang dikumpulkan oleh 6 orang siswa ?
- 5 x = =
- 3 x = =
- x = =
- x = =
- x = =
- x = =
|
|
Pedoman Penilaian
Nilai = Jumlah Jawaban Betul x 10
LEMBAR TES PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah : SD Negeri Semen
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2009 / 2010
Kompetensi dasar : Mengalikan Berbagai Bentuk Pecahan
- Isilah titik-titik di bawah ini !
….. + ….. + ….. + ….. = ….. atau 4 x …… = ……..
- Isilah titik-titik di bawah ini !
- Untuk buka puasa, ibu membuat minuman 4 gelas teh panas. Setiap gelas, Ibu memerlukan liter air panas. Berapa liter air panas yang digunakan Ibu?
- Shofy mempunyai tali yang panjangnya meter. Sepanjang bagiannya diberikan kepada adiknya untuk menarik mobil-mobilan. Berapa meterkah panjang tali yang diberikan kepada adiknya ?
- 4 x = =
- 5 x = =
- x = =
- x = =
- x = =
- x = =
- 4 x = = 1
- x = =
- 4 x =
- x =
- =
- = 3
- =
- =
Pedoman Penilaian
Nilai = Jumlah Jawaban Betul x 10
PROPOSAL ELEKTRONIK TUGAS AKHIR (e-TA)
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMEN
MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING
Disusun Oleh :
SARTONO
NIM. 06108249160
S1 PGSD PJJ
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
|
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL ELEKTRONIK TUGAS AKHIR (e-TA)
Judul Penelitian :
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMEN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
Disusun Oleh :
SARTONO
NIM. 06108249160
Sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Telah diujikan pada hari Rabu tanggal 19 Agustus 2009 dan dinyatakan Lulus
Menyetujui,
Penguji Harun Rosyid, M.Pd NIP.131476260 |
Yogyakarta, 19 Agustus 2009
Pembimbing T. Wakiman, M.Pd NIP. 19500601 197703 1 001 |
Halaman Sampul …………………………………………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan …………………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………. 1
- Latar Belakang Masalah …………………………………………………………… 1
- Identifikasi Masalah ………………………………………………………………… 2
- Batasan Masalah …………………………………………………………………….. 3
- Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 3
- Tujuan Penelitian …………………………………………………………………….. 4
- Manfaat Penelitian …………………………………………………………………… 4
- Kajian Teori ………………………………………………………………………….. 5
- Kerangka Berfikir …………………………………………………………………. 13
- Hipotesis Tindakan ………………………………………………………………. 14
- Setting Penelitian ……………………………………………………………… ….. 15
- Jenis Penelitian ……………………………………………………………………… 15
- Definisi Operasional …………………………………………………………. 16
- Rencana Tindakan ………………………………………………………………… 17
- Tehnik dan Alat Pengumpulan Data ………………………………………….. 20
- Analisis Data ……………………………………………………………………….. 20
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………. 23